Setelah perundingan
di Hooge Veluwe gagal maka Inggris sebagai penengah konflik mencoba mengatasi
permasalahan Indonesia - Belanda dengan mempertemukannya di Linggarjati, dekat
Cirebon.
Perundingan
Linggarjati dihadiri oleh:
a.
Belanda yang
diwakili oleh Prof. Schermerhorn, De Boer, dan van Pool.
b.
Indonesia
yang diwakili oleh Sutan Syahrir.
c.
Inggris yang
diwakili oleh Lord Killearn (sebagai pihak penengah).
Perundingan
yang dipimpin oleh Lord Killearn ini menghasilkan suatu persetujuan yang
disebut Persetujuan Linggarjati.
Berikut ini
dikutipkan beberapa isi Perjanjian Linggarjati:
1.
Belanda
mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan
yang meliputi, Sumatra, Jawa, dan Madura.
2.
Republik
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia.
3.
Republik
Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Setelah
perjanjian tersebut ditandatangani timbul sikap pro dan kontra yang
mengakibatkan Kabinet Syahrir jatuh dan Presiden Soekarno membentuk kabinet
baru yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.
Berikut ini
beberapa alasan pihak Republik Indonesia menerima hasil Persetujuan
Linggarjati.
a.
Cara damai
merupakan jalan terbaik, mengingat militer Indonesia masih di bawah Belanda.
b.
Cara damai
akan mengundang simpati dunia internasional.
c.
Perdamaian
dan gencatan senjata memberi peluang bagi Indonesia untuk melakukan
konsolidasi.
Perundingan Linggarjati ternyata berhasil mengundang
simpati dunia internasinal. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan
oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, lebanon, Suriah, Afganistan, Myanmar,
Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet. Meskipun Persetujuan Linggarjati telah ditandatangani,
hubungan Indonesia - Belanda tidak bertambah baik. Perbedaan penafsiran
mengenai beberapa pasal persetujuan menjadi pangkal perselisihan. Pihak Belanda
tidak dapat menahan diri dan melanjutkan agresinya dengan aski militer pada
tanggal 21 Juli 1947. Aksi militer yang dilakukan Belanda ini dinamakan dengan
Agresi Militer Belanda 1.
No comments:
Post a Comment