Sunday, July 21, 2019

Para Astronom Temukan Jejak Alam Semesta Lain



Apakah alam semesta itu hanya satu? Ataukah ada alam semesta lainnya?
Sekelompok peneliti yang dipimpin Stephen Feeney mencoba memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya sesuatu yang lain dalam echo (gaung) dentuman besar. Mereka memulai analisanya dari pemodelan alam semesta yang berbeda yang disebut inflasi abadi.

Teori Inflasi Abadi

Dalam pemodelan Inflasi Abadi, alam semesta yang bisa diamati akan berada di dalam sebuah gelembung yang melekat dalam dunia paralel yang luas (multiverse / banyak alam semesta). Sebagian multiverse ini sedang mengalami pengembangan dengan percepatan super.
Artinya, alam semesta kita tidak sendiri. Ada alam semesta lain dalam gelembung di kosmos yang luas ini, dan bisa jadi hukum fisika yang berlaku dalam alam semesta lain tersebut berbeda dengan yang ada di alam semesta kita. Pengujian skenario ini tidaklah mudah karena inflasi abadi merupakan epoh pre-inflasi (sebelum terjadinya inflasi) dan sinyal dari luar gelembung alam semesta kita akan ditarik  di horison / cakrawala dalam skala super yang tidak teramati.
Meskipun demikian, ada kemungkinan lain untuk bisa menelusuri epoh ini melalui tabrakan antara gelembung vakum.  Maksutnya, alam semesta yang diamati dalam gelembung-gelembung  jelas memiliki masa lalu yang keras dan saling bertabrakan menyisakan tanda kosmik di tempat mereka bersentuhan.  Tabrakan yang terjadi akan menghasilkan inhomegenitas pada bagian dalam gelembung, sehingga tanda tersebut tentu akan bisa dilihat di masa kini dalam lata belakang gelombang mikro kosmik. Hasil yang ada saat ini juga menunjukkan kalau keberadaan tabrakan antar gelembung memang memungkinkan dan cocok dengan pengamatan kosmologi. Dalam beberapa model, tabrakan cenderung terjadi dalam kerucut cahaya masa lalu kita dan tabrakan tersebut bisa meninggalkan tanda yang dapat diamati.

Jejak yang tersisa dari tabrakan antar gelembung

Nah untuk bisa mengamati tabrakan gelembung sangat bergantung pada beberapa hal antara lain yaitu skalar medan potensial yang mengendalikan inflasi abadi ( dan mengontrol laju pembentukan gelembung); durasi inflasi dalam gelembung alam semesta kita ( semakin besar inflasi maka semakin tipis sinyalnya) ;  dan realisasi tertentu dari langit latar belakang gelombang mikro (CMB) dan tabrakan gelembung yang bisa diamati (bahkan sinyal yang jelas bisa dikaburkan oleh latar depan). Satu hal yang disadari Feeney dan rekan-rekannya, meskipun ada motivasi yang cukup untuk mempertimbangkan model inflasi abadi namun model konkrit yang menyediakan keseluruhan detil dari model inflasi abadi saat ini belumlah ada. Meskipun demikian, tabrakan gelembung tersebut akan membentuk set tanda yang menjadi target analisa. Di antaranya :
  • Asimutal simetri: tanda yang ditinggalkan oleh tabrakan gelembung pada langit CMB akan memiliki asimutal simetri atau ukuran sudut yang simetri sebagai konsekuensi dari simetri SO (special orthogonal group) dari ruang waktu yang menggambarkan tabrakan 2 gelembung vakum.
  • Casual Boundary (Batas Kasual) : Permukaan hamburan terakhir (sebelumnya) hanya dapat diperngaruhi dalam kerucut cahaya masa depan (kerucut yang akan terjadi) dari sebuah tabrakan. Perpotongan kerucut cahaya masa lalu (sebelumnya), kerucut cahaya masa depan (yang akan terjadi) ketika tabrakan dan permukaan dari hamburan yang terakhir adalah sebuah cincin. Suhu yang diamati dari CMB tidak harus kontinyu dalam batasan tersebut.
  • Modulasi panjang dari panjang gelombang : Tabrakan gelembung adalah peninggalan pre-inflasi. Efek dari tabrakan tersebut telah ditarik oleh inflasi dan menyebabkan keseluruhan modulasi temperatur CMB menjadi anisotropi.
Dari pengamatan pada data selama 7 tahun Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), Feeney dan rekan-rekannya menemukan tanda yang diperkirakan sesuai sebagai tabrakan gelembung.  Grup peneliti ini menemukan 4 tanda di langit CMB yang sesuai untuk menjadi tabrakan gelembung. Artinya, di masa lalu alam semesta kita ditabrak oleh gelembung lain setidaknya 4 kali. Jika bukti ini bisa diperkuat oleh data yang akan diambil oleh satelit Planck maka para peneliti akan dapat memperoleh informasi tentang adanya kemungkinan dunia paralel atau alam semesta lainnya atau multiverse. 

Source : Google and Langit Selatan

No comments:

Post a Comment