Apakah alam semesta itu hanya satu? Ataukah ada alam
semesta lainnya?
Sekelompok peneliti yang dipimpin Stephen Feeney mencoba memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya sesuatu yang lain dalam echo (gaung) dentuman besar. Mereka memulai analisanya dari pemodelan alam semesta yang berbeda yang disebut inflasi abadi.
Sekelompok peneliti yang dipimpin Stephen Feeney mencoba memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya sesuatu yang lain dalam echo (gaung) dentuman besar. Mereka memulai analisanya dari pemodelan alam semesta yang berbeda yang disebut inflasi abadi.
Dalam pemodelan Inflasi Abadi, alam semesta yang bisa
diamati akan berada di dalam sebuah gelembung yang melekat dalam dunia paralel
yang luas (multiverse / banyak alam semesta). Sebagian multiverse
ini sedang mengalami pengembangan dengan percepatan super.
Artinya, alam semesta kita tidak sendiri. Ada alam semesta lain dalam gelembung di kosmos yang luas ini, dan bisa jadi hukum fisika yang berlaku dalam alam semesta lain tersebut berbeda dengan yang ada di alam semesta kita. Pengujian skenario ini tidaklah mudah karena inflasi abadi merupakan epoh pre-inflasi (sebelum terjadinya inflasi) dan sinyal dari luar gelembung alam semesta kita akan ditarik di horison / cakrawala dalam skala super yang tidak teramati.
Meskipun demikian, ada kemungkinan lain untuk bisa menelusuri epoh ini melalui tabrakan antara gelembung vakum. Maksutnya, alam semesta yang diamati dalam gelembung-gelembung jelas memiliki masa lalu yang keras dan saling bertabrakan menyisakan tanda kosmik di tempat mereka bersentuhan. Tabrakan yang terjadi akan menghasilkan inhomegenitas pada bagian dalam gelembung, sehingga tanda tersebut tentu akan bisa dilihat di masa kini dalam lata belakang gelombang mikro kosmik. Hasil yang ada saat ini juga menunjukkan kalau keberadaan tabrakan antar gelembung memang memungkinkan dan cocok dengan pengamatan kosmologi. Dalam beberapa model, tabrakan cenderung terjadi dalam kerucut cahaya masa lalu kita dan tabrakan tersebut bisa meninggalkan tanda yang dapat diamati.
Artinya, alam semesta kita tidak sendiri. Ada alam semesta lain dalam gelembung di kosmos yang luas ini, dan bisa jadi hukum fisika yang berlaku dalam alam semesta lain tersebut berbeda dengan yang ada di alam semesta kita. Pengujian skenario ini tidaklah mudah karena inflasi abadi merupakan epoh pre-inflasi (sebelum terjadinya inflasi) dan sinyal dari luar gelembung alam semesta kita akan ditarik di horison / cakrawala dalam skala super yang tidak teramati.
Meskipun demikian, ada kemungkinan lain untuk bisa menelusuri epoh ini melalui tabrakan antara gelembung vakum. Maksutnya, alam semesta yang diamati dalam gelembung-gelembung jelas memiliki masa lalu yang keras dan saling bertabrakan menyisakan tanda kosmik di tempat mereka bersentuhan. Tabrakan yang terjadi akan menghasilkan inhomegenitas pada bagian dalam gelembung, sehingga tanda tersebut tentu akan bisa dilihat di masa kini dalam lata belakang gelombang mikro kosmik. Hasil yang ada saat ini juga menunjukkan kalau keberadaan tabrakan antar gelembung memang memungkinkan dan cocok dengan pengamatan kosmologi. Dalam beberapa model, tabrakan cenderung terjadi dalam kerucut cahaya masa lalu kita dan tabrakan tersebut bisa meninggalkan tanda yang dapat diamati.
Jejak yang tersisa dari tabrakan antar gelembung
Nah untuk bisa mengamati tabrakan gelembung sangat
bergantung pada beberapa hal antara lain yaitu skalar medan potensial yang
mengendalikan inflasi abadi ( dan mengontrol laju pembentukan gelembung);
durasi inflasi dalam gelembung alam semesta kita ( semakin besar inflasi maka
semakin tipis sinyalnya) ; dan realisasi tertentu dari langit latar
belakang gelombang mikro (CMB) dan tabrakan gelembung yang bisa diamati (bahkan
sinyal yang jelas bisa dikaburkan oleh latar depan). Satu hal yang disadari
Feeney dan rekan-rekannya, meskipun ada motivasi yang cukup untuk
mempertimbangkan model inflasi abadi namun model konkrit yang menyediakan
keseluruhan detil dari model inflasi abadi saat ini belumlah ada. Meskipun
demikian, tabrakan gelembung tersebut akan membentuk set tanda yang menjadi
target analisa. Di antaranya :
- Asimutal simetri: tanda yang ditinggalkan oleh tabrakan gelembung pada langit CMB akan memiliki asimutal simetri atau ukuran sudut yang simetri sebagai konsekuensi dari simetri SO (special orthogonal group) dari ruang waktu yang menggambarkan tabrakan 2 gelembung vakum.
- Casual Boundary (Batas Kasual) : Permukaan hamburan terakhir (sebelumnya) hanya dapat diperngaruhi dalam kerucut cahaya masa depan (kerucut yang akan terjadi) dari sebuah tabrakan. Perpotongan kerucut cahaya masa lalu (sebelumnya), kerucut cahaya masa depan (yang akan terjadi) ketika tabrakan dan permukaan dari hamburan yang terakhir adalah sebuah cincin. Suhu yang diamati dari CMB tidak harus kontinyu dalam batasan tersebut.
- Modulasi panjang dari panjang gelombang : Tabrakan gelembung adalah peninggalan pre-inflasi. Efek dari tabrakan tersebut telah ditarik oleh inflasi dan menyebabkan keseluruhan modulasi temperatur CMB menjadi anisotropi.
Dari pengamatan pada data selama 7 tahun Wilkinson
Microwave Anisotropy Probe (WMAP), Feeney dan rekan-rekannya menemukan
tanda yang diperkirakan sesuai sebagai tabrakan gelembung. Grup peneliti
ini menemukan 4 tanda di langit CMB yang sesuai untuk menjadi tabrakan
gelembung. Artinya, di masa lalu alam semesta kita ditabrak oleh gelembung lain
setidaknya 4 kali. Jika bukti ini bisa diperkuat oleh data yang akan diambil
oleh satelit Planck maka para peneliti akan dapat memperoleh informasi tentang
adanya kemungkinan dunia paralel atau alam semesta lainnya atau multiverse.
Source : Google and Langit Selatan