Monday, January 28, 2019

Benarkah Misteri Segitiga Bogor?



Tepatnya yaitu di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya terdapat benteng-benteng milik Prabu Siliwangi yang tidak terlihat, pusat dari kerajaan yaitu terdapat di Gunung Salak, sebenarnya hal tersebut sudah menjadi suatu rahasia umum. Catatan sejarah yaitu soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang oleh Kesultanan Banten yaitu pada tahun 1620-an, adalah sebuah catatan pertama kali dari Scipio yang melakukan suatu ekspedisi sekitar tahun 1687 yang mencatat terdapat ratusan macan gembong atau harimau yang bertempat tinggal di sebuah bangunan di dekat Kebun Raya Bogor sekarang, selain itu ditemukan suatu rawa yang berisi badak di sekitar Sawangan, rawa tersebut kemudian dinamakan dengan Rawa Badak dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga suatu situs parit dan dan bekas tembok keraton yang dijadikan suatu sarang macan, dan sekarang sarang macan tersebut dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan arkeologi, terdapat suatu catatan mistis tentang segitiga Bogor.
Terdapat tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, pertama yaitu Gunung Merapi, kedua yaitu Gunung Slamet dan ketiga yaitu Gunung Halimun, diantara ketiga gunung tersebut Gunung Halimun-lah yang dianggap paling angker karena memiliki suatu misteri yang luar biasa. Sampai saat ini banyak tragedi atau peristiwa dari jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun-Gunung Salak-Gunung Gede.
Daya energi yang dihasilkan dari ketiga gunung tersebut terdapat di Istana Cipanas, yaitu sekitar gedung yang dibangun oleh Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat tersebut adalah tempat dimana Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Di belakang dari Gedung Bentol terdapat sumber air panas, yang merupakan sumber energi dari Siliwangi.
Dilamarnya Puteri Dyah Pitaloka yang kecantikannya serupa bidadari dan mewariskan kecantikan yang dapat dilihat pada perempuan yang berasal dari Bandung, Cianjur dan Sumedang dan sekarang ini adalah suatu rahasia ‘Wahyu Nusantara’ yang dimiliki oleh kerajaan Pajajaran, dimana Gadjah Mada ingin memilikinya “Siapa yang menguasai Wahyu Nusantara dia akan menguasai Indonesia’, penguasaan dari wahyu nusantara ini menimbulkan suatu konflik antara Hayam Wuruk yang berpendapat bahwa wahyu tersebut dapat diambil dengan caranya Ken Arok yaitu menikahi puteri sang Raja, di satu sisi wahyu dapat diambil dengan cara menaklukkan Kerajaan Pajajaran dan membangun suatu kerajaan yaitu Kerajaan Majapahit Barat di daerah Pakuan.
Tanpa disengaja yaitu menurut kepercayaan dari banyak orang Bung Karno mengawini puteri yang berasal dari Bandung yaitu : Inggit Garnasih yang ditengarai masih merupakan keturunan dari Raja Siliwangi dimana wahyu Nusantara bersemayam di dalam tubuh Inggit Garnasih, dan Bung Karno yang merupakan keturunan langsung dari Brawijaya V mengobarkan suatu semangat Nusantara yang bermula di Bandung pada rapat politik Radicale Concentratie di Bandung tahun 1922. Bandung merupakan kota terakhir dimana Prabu Linggabuana menyucikan diri di danau Bandung sebelum berangkat ke Majapahit dan kelak akan beristirahat di Pesanggrahan Bubat dimana kemudian datang Gadjah Mada dan terjadilah suatu insiden pembunuhan dan pembantaian besar-besaran rombongan Pajajaran.
Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat yang melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten kemudian lari ke Gunung Halimun. Tempat yaitu dimana seringnya terjadi peristiwa pesawat menghilang, hal tersebut mirip dengan segitiga Bermuda dan segitiga formosa. Gunung Halimun dan Gunung salak mirip dengan Gunung Lawu yang disucikan oleh Majapahit, dan tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati apabila melewati satu titik di tanah yang sakral.


No comments:

Post a Comment