Saturday, January 19, 2019

Apakah Archaeopteryx Merupakan Nenek Moyang Burung?



Zaman telah berkembang seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan makhluk hidup yang ada pada zaman dahulu. Makhluk hidup yang terdapat pada zaman dahulu merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran yang besar apabila dibandingkan dengan makhluk yang hidup pada zaman sekarang. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap perkembangan zaman yang telah berlalu berjuta-juta tahun setiap makhluk hidup akan menyusut menjadi bentuk-bentuk yang lebih kecil. Begitu pula dengan binatang besar yang dahulu berukuran besar sedangkan sekarang menurut teori ukurannya menjadi lebih kecil karena terjadinya proses evolusi. Salah satu binatang yang dikatakan bahwa dahulunya merupakan binatang yang besar adalah burung.
Para ilmuwan hanya memperkirakan dan merekonstruksi tentang fosil-fosil yang terdapat pada zaman dahulu dan mengira panjang leher, ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan makanannya. Bagaimana para ilmuwan dapat menggambarkan suatu kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam sedangkan tidak ditemukan tulang bagian dari kepala beserta giginya. Bagaimana para ilmuwan dapat menerka panjang lehernya sedangkan tulang lehernya sendiri tidak ditemukan. Bagaimana para ilmuwan dapat menerka panjang dari ekornya sedangkan tulang ekornya sendiri juga tidak ditemukan. Mungkin saja binatang tersebut dapat berekor pendek, sedangkan makhluk tersebut direkonstruksi dengan bentuk yang berekor panjang. Bagaimana para ilmuwan dapat merekonstruksi lengan bagian bawah lengkap dengan beserta jari-jarinya sedangkan yang ditemukan yaitu hanya tulang bagian dari lengan atas. Jelas disini membuktikan bahwa para ilmuwan menggunakan daya imajinasinya saja (yang mungkin salah) untuk dapat merekonstruksi tulang belulang yang telah ilmuwan tersebut temukan. Bentuk dari dinosaurus tersebut saja masih perlu dipertanyakan apalagi jika diduga bahwa dinosaurus tersebut berevolusi menjadi burung.

Benarkah Archaeopteryx adalah nenek moyang burung ?

Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah burung. Archaeopteryx sendiri mempunyai kaki-kaki yang dapat mencengkeram, sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti bulu burung modern, tempurung kepala yang menyerupai seperti burung, dan sebuah furcula (tulang selangka burung). Selain itu, binatang tersebut dapat terbang untuk lebih jauh lagi, walaupun fosil dari Archaeopteryx yaitu pertama kali ditemukan pada tahun 1861, fosil-fosil lain yang ditemukan sejak saat itu yaitu tidak ada satu pun yang menunjukkan suatu bentuk transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dengan burung-burung. Apabila reptil tersebut berevolusi menjadi burung maka akan ditemukan ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang meninggalkan suatu jejak dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan bertentangan dari hal tersebut, namun banyak evolusionis mempertahankan pendapat bahwa Archaeopteryx adalah suatu bentuk transisi antara reptil dan burung. Mereka menunjuk pada bukti bahwa burung tersebut mempunyai cakar di baguian kedua sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas yang tampak yaitu seperti reptil. Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas dari binatang tersebut mengindikasikan bahwa Archaeopteryx merupakan evolusi dari reptil. Tetapi, beberapa burung purba yaitu mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama juga yaitu ternyata banyak burung purba yang tidak mempunyai gigi. Intinya yaitu adalah tidak terdapat fosil yang ditemukan yang menyatakan bahwa terjadinya kehilangan gigi secara terus-menerus/perlahan-lahan dan mulai hilang pada burung-burung. Mereka ada yang mempunyai gigi dan beberapa ada yang tidak. Hal tersebut tidak mengejutkan lagi karena hal ini juga terjadi yaitu pada beberapa binatang yang bertulang belakang lainnya. Beberapa ikan yang mempunyai gigi, beberapa amfibi yang mempunyai gigi, dan beberapa reptil yang mempunyai gigi. Tetapi ada pula ikan, dan amfibi, dan reptil yang tidak mempunyai gigi. Kebanyakan dari mamalia mempunyai gigi, tetapi beberapa juga tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan dari gigi tidak dapat mengkonfirmasi atau menyangkal teori evolusi atau teori penciptaan.

Apakah terdapatnya cakar yaitu pada sayap membuktikan suatu transisi reptil dan burung ?

Tidak, karena ada paling sedikit yaitu 3 burung yang dapat hidup sekarang yang juga mempunyai cakar di bagian sayapnya. Hoatzin, yaitu burung yang hidup di Amerika Selatan, mempunyai cakar di bagian sayapnya ketika masih muda. Hal tersebut juga terjadi pada touraco, yaitu burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3 cakar yang terdapat pada bagian sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani untuk mengusulkan bahwa ketiga burung tersebut adalah binatang perantara dari reptil dan burung karena mereka hidup pada saat ini.
Beberapa tahun yang lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil dari burung modern dan menyimpulkan, bahwa dari bukti burung modern tersebut yaitu hidup pada waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak dapat dikatakan untuk menjadi nenek moyang dari burung apabila burung modern dan Archaeopteryx hidup pada suatu waktu yang bersamaan.
Baru ini, yaitu paleontologis dapat menemukan fosil-fosil dari seekor burung yang ditemukan di Texas yang diduga hidup yaitu sekitar 75 juta tahun sebelum Archaeopteryx. Apabila  diikuti pola pikir dari para evolusionis maka burung tersebut seharusnya lebih menyerupai seperti reptil daripada Archaeopteryx. Tetapi makhluk tersebut yaitu lebih menyerupai burung daripada Archaeopteryx. Para Ilmuwan yang percaya dengan teori penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx bukan seekor binatang yang merupakan perantara dari reptil dan burung, tetapi adalah burung, khusus diciptakan Tuhan dan terpelihara untuk di dalam suatu bentuk catatan fosil.



No comments:

Post a Comment