Friday, January 18, 2019

Apa yang Terjadi dengan Kehidupan Dinosaurus?



Zaman sekarang ini hampir setiap orang sudah pernah mendengar perihal mengenai dinosaurus. Mulai dari anak-anak, remaja hingga sampai orang dewasa yang telah melihat gambar-gambar bentuk atau kenampakan wujud dari mereka para dinosaurus dan bahkan banyak orang yang mengira bahwa dinosaurus-dinosaurus tersebut telah punah pada 65 juta tahun yang lalu sebelum manusia menginjakkan kaki di bumi. Pandangan yang pernah ada yaitu mengenai dinosaurus memiliki hubungan yang erat dengan teori evolusi yang ada.
Para penganut dari paham evolusi mengatakan bahwa sebenarnya dinosaurus pernah hidup di bumi ini yaitu antara 65 sampai 230 juta tahun yang lalu. Dinosaurus tersebut ditemukan hanya terdapat di 3 kolom geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan Cretaceous. Para Evolusionis kemudian menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan nama zaman Mesozoic. Hal tersebutlah yang membuat zaman yang mereka berikan untuk zaman para dinosaurus. Menurut mereka yaitu makhluk-makhluk tersebut punah yaitu pada akhir zaman Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi lalu mengajarkan bahwa sebenarnya dinosaurus sudah punah yaitu kira-kira pada 65 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi.
Pandangan mengenai teori evolusi yang berbeda dari para ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun yang lalu namun para dinosaurus tersebut hidup bersama-sama dengan para manusia. Para ilmuwan yang berpendapat bertentangan dengan teori evolusi beranggapan dan berpendapat bahwa dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan bukan melalui proses evolusi reptil.
Sejarah dari Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang yang mereka miliki yaitu para dinosaurus, berukuran sangat besar ketika ditemukan yaitu pada tahun 1677 oleh Dr. Robert Plot. Tulang-tulang tersebut dipresiksi olehnya yaitu adalah tulang dari gajah raksasa. Nama pertama yang diberikan kepada binatang tersebut adalah Scrotum humanum. Hal tersebut yaitu terjadi pada 2 abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Tahun 1822, yaitu Mary Anne Mantell berjalan-jalan di suatu jalan raya di Sussex. Berdasarkan dari tradisi yang ada, bahwa ia menemukan sebuah tulang yang berkilau saat ditimpah oleh sinar matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan kepada suaminya yaitu Dr. Gideon Mantell, seorang dokter Inggris dan pemburu fosil amatir. Dr Mantell kemudian mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai sebuah gigi yang lebih besar daripada reptil modern. Kemudian Ia menyimpulkan bahwa tulang tersebut adalah tulang dari reptil pemakan tumbuhan yang sudah punah dengan gigi yang mirip seperti seekor iguana. Tahun 1825, yaitu Dr. Mantell menamakan fosil tersebut dengan sebutan yaitu Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantell-lah yang telah mempopulerkan zaman reptil-reptil. Tahun 1841, anatomis dan paleontologis dari Inggris, yaitu Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah lawan terkuat Charles Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara teknis, dinosaurus yaitu menunjuk pada makhluk raksasa yang memiliki bentuk menyerupai reptil yang hidup di darat bukan di air. Kata tersebut memiliki arti yaitu “kadal yang mengerikan”. Tulang rahang yang dimiliki oleh Tyrannosaurus rex, memiliki panjang 6 kaki dengan gigi 6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan yang dilakukan oleh Dr. Mantell, fosil-fosil dari dinosaurus telah ditemukan di beberapa benua yang terdapat di dunia, dari jauh ke belahan bumi utara yaitu seperti Alaska dan jauh ke belahan bumi selatan seperti Antartika. Dinosaurus tersebut terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus tersebut merupakan suatu studi kasus yang menarik untuk membuktikan tentang teori penciptaan atau teori evolusi. Terdapat berbagai jenis dinosaurus. Beberapa yang memiliki ukuran kecil seperti ayam dan yang lain ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton. Banyak diantara dinosaurus tersebut yang mempunyai struktur tulang yang berbeda dari biasanya. Karena hal tersebut, apabila dinosaurus berevolusi yaitu sekitar 230 juta tahun yang lalu, sejak dimulainya dari sejenis reptil (menurut kepercayaan evolusionis), maka harus terdapat ribuan makhluk perantara. Selama jangka waktu tersebut, jutaan dari dinosaurus hidup dan mati. Apabila teori evolusi benar, maka museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk dari transisi reptil–dinosaurus yang tidak dapat dibantah. Apabila teori penciptaan benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari sejak permulaan diciptakan, tidak terdapat jenis fosil perantara yang mengisyaratkan bahwa dinosaurus tersebut berevolusi dari seekor nenek moyangnya.
Fosil-fosil dari dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas bahwa setiap satu jenis dinosaurus yang telah ditemukan sudah di dalam bentuk utuh, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa binatang ini berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Apabila kita mengunjungi museum kelas dunia, maka akan menemukan banyak sekali bukti yang ada mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak yang telah digali dari bumi dan semuanya menunjukkan bahwa adanya makhluk hidup yang berukuran sangat besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang tersebut disusun, para ilmuwan tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah mendengar atau melihat gambar bahwa Brontosaurus dengan lehernya yang panjang, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui bahwa sebenarnya Brontosaurus itu adalah sebuah kesalahan rekonstruksi. Para Ilmuwan menemukan bahwa mereka telah menaruh fosil dari kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula. Dua peneliti yang berasal dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang yang terdapat pada Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk yang terdapat di museum Carnegie sendiri, telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang tersebut, yaitu pada tahun 1979, telah memberitahukan pada media cetak bahwa deskripsi yang telah diberikan oleh Dr. O.C. Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan dari data tulang kepala yang salah.
Dalam artikel yang berjudul “Scientist Claim Brontosaurus Given Wrong Head” (Pittsburgh: Associated Press, October 10, 1979), Berman menjelaskan bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang yang mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal tersebut dalam artikelnya. Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa tulang kepala tersebut ada hubungannya dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang telah ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut: Yale University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikannya kepala yang baru pada Brontosaurus maka makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah tersebut sebenarnya adalah milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena alasan tersebut maka Brontosaurus tidak disebutkan di dalam The New Dinosaur Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui yaitu bahwa pada saat ilmuwan menggali sejumlah tulang-tulang tersebut, mereka tidak menemukan adanya tulang tersebut beserta dagingnya. Walaupun sebenarnya mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka hanya mempunyai suatu data sebanya 40 persen untuk dapat menjelaskan bagaimana rupa dari makhluk tersebut. Tulang-tulang tersebut tidak dapat menceritakan bagaimana warna binatang tersebut atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti dari fosil mengenai makanan dari dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan sebuah pengecualian karena isi dari perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk suatu fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga telah ditemukan. Makanan kebanyakan dari para dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan data yang sudah didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi yang tajam yang dimiliki hanya dapat menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika merekonstruksi ulang dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan kemudian membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dengan dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World yang dibicarakan mengenai tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini bisa mencium bau asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang dapat diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.

No comments:

Post a Comment