Zaman sekarang ini hampir setiap orang sudah pernah mendengar
perihal mengenai dinosaurus. Mulai dari anak-anak, remaja hingga sampai orang
dewasa yang telah melihat gambar-gambar bentuk atau kenampakan wujud dari mereka
para dinosaurus dan bahkan banyak orang yang mengira bahwa
dinosaurus-dinosaurus tersebut telah punah pada 65 juta tahun yang lalu sebelum
manusia menginjakkan kaki di bumi. Pandangan yang pernah ada yaitu mengenai
dinosaurus memiliki hubungan yang erat dengan teori evolusi yang ada.
Para penganut dari paham evolusi mengatakan
bahwa sebenarnya dinosaurus pernah hidup di bumi ini yaitu antara 65 sampai 230
juta tahun yang lalu. Dinosaurus tersebut ditemukan hanya terdapat di 3 kolom
geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan Cretaceous. Para Evolusionis kemudian
menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan nama zaman Mesozoic. Hal
tersebutlah yang membuat zaman yang mereka berikan untuk zaman para dinosaurus.
Menurut mereka yaitu makhluk-makhluk tersebut punah yaitu pada akhir zaman
Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi lalu mengajarkan bahwa sebenarnya dinosaurus
sudah punah yaitu kira-kira pada 65 juta tahun sebelum manusia mulai
berevolusi.
Pandangan mengenai teori evolusi yang berbeda
dari para ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada
teori penciptaan tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta
tahun yang lalu namun para dinosaurus tersebut hidup bersama-sama dengan para
manusia. Para ilmuwan yang berpendapat bertentangan dengan teori evolusi
beranggapan dan berpendapat bahwa dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan bukan
melalui proses evolusi reptil.
Sejarah dari Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang yang mereka miliki yaitu para
dinosaurus, berukuran sangat besar ketika ditemukan yaitu pada tahun 1677 oleh
Dr. Robert Plot. Tulang-tulang tersebut dipresiksi olehnya yaitu adalah tulang dari
gajah raksasa. Nama pertama yang diberikan kepada binatang tersebut adalah
Scrotum humanum. Hal tersebut yaitu terjadi pada 2 abad sebelum nama
“dinosaurus” dimunculkan.
Tahun 1822, yaitu Mary Anne Mantell
berjalan-jalan di suatu jalan raya di Sussex. Berdasarkan dari tradisi yang ada,
bahwa ia menemukan sebuah tulang yang berkilau saat ditimpah oleh sinar
matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan kepada suaminya yaitu
Dr. Gideon Mantell, seorang dokter Inggris dan pemburu fosil amatir. Dr Mantell
kemudian mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai sebuah gigi yang lebih
besar daripada reptil modern. Kemudian Ia menyimpulkan bahwa tulang tersebut
adalah tulang dari reptil pemakan tumbuhan yang sudah punah dengan gigi yang
mirip seperti seekor iguana. Tahun 1825, yaitu Dr. Mantell menamakan fosil
tersebut dengan sebutan yaitu Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantell-lah yang telah
mempopulerkan zaman reptil-reptil. Tahun 1841, anatomis dan paleontologis dari Inggris,
yaitu Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah lawan terkuat Charles
Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara teknis, dinosaurus yaitu menunjuk
pada makhluk raksasa yang memiliki bentuk menyerupai reptil yang hidup di darat
bukan di air. Kata tersebut memiliki arti yaitu “kadal yang mengerikan”. Tulang
rahang yang dimiliki oleh Tyrannosaurus rex, memiliki panjang 6 kaki dengan
gigi 6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan yang dilakukan oleh Dr.
Mantell, fosil-fosil dari dinosaurus telah ditemukan di beberapa benua yang
terdapat di dunia, dari jauh ke belahan bumi utara yaitu seperti Alaska dan
jauh ke belahan bumi selatan seperti Antartika. Dinosaurus tersebut terdapat
dalam berbagai ukuran, bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus tersebut merupakan
suatu studi kasus yang menarik untuk membuktikan tentang teori penciptaan atau
teori evolusi. Terdapat berbagai jenis dinosaurus. Beberapa yang memiliki ukuran
kecil seperti ayam dan yang lain ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya
kira-kira 8 ton. Banyak diantara dinosaurus tersebut yang mempunyai struktur
tulang yang berbeda dari biasanya. Karena hal tersebut, apabila dinosaurus
berevolusi yaitu sekitar 230 juta tahun yang lalu, sejak dimulainya dari
sejenis reptil (menurut kepercayaan evolusionis), maka harus terdapat ribuan
makhluk perantara. Selama jangka waktu tersebut, jutaan dari dinosaurus hidup
dan mati. Apabila teori evolusi benar, maka museum-museum dapat menampilkan
ribuan bentuk dari transisi reptil–dinosaurus yang tidak dapat dibantah.
Apabila teori penciptaan benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk
yang sudah jadi dari sejak permulaan diciptakan, tidak terdapat jenis fosil
perantara yang mengisyaratkan bahwa dinosaurus tersebut berevolusi dari seekor
nenek moyangnya.
Fosil-fosil dari dinosaurus menunjukkan dengan
sangat jelas bahwa setiap satu jenis dinosaurus yang telah ditemukan sudah di
dalam bentuk utuh, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa binatang ini
berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus,
kesalahan rekonstruksi
Apabila kita mengunjungi museum kelas dunia, maka
akan menemukan banyak sekali bukti yang ada mengenai dinosaurus. Tulang-tulang
dan tengkorak yang telah digali dari bumi dan semuanya menunjukkan bahwa adanya
makhluk hidup yang berukuran sangat besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi
ketika tulang-tulang tersebut disusun, para ilmuwan tidak selalu membuat
rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah mendengar atau melihat gambar bahwa
Brontosaurus dengan lehernya yang panjang, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui
bahwa sebenarnya Brontosaurus itu adalah sebuah kesalahan rekonstruksi. Para
Ilmuwan menemukan bahwa mereka telah menaruh fosil dari kepala yang salah pada
fosil badan yang salah pula. Dua peneliti yang berasal dari Institut Carnegie
telah membuktikan bahwa tulang-tulang yang terdapat pada Brontosaurus di 5
museum utama, termasuk yang terdapat di museum Carnegie sendiri, telah menaruh
kepala yang salah. Kedua orang tersebut, yaitu pada tahun 1979, telah
memberitahukan pada media cetak bahwa deskripsi yang telah diberikan oleh Dr.
O.C. Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan dari data tulang
kepala yang salah.
Dalam artikel yang berjudul “Scientist Claim
Brontosaurus Given Wrong Head” (Pittsburgh: Associated Press, October 10,
1979), Berman menjelaskan bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang
ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang
yang mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal tersebut dalam artikelnya.
Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa tulang kepala tersebut ada hubungannya
dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang telah
ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut: Yale
University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikannya kepala yang baru pada
Brontosaurus maka makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah
tersebut sebenarnya adalah milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya
yaitu Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena
alasan tersebut maka Brontosaurus tidak disebutkan di dalam The New Dinosaur
Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New Jersey,
1982).
Rekonstruksi
Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui yaitu bahwa
pada saat ilmuwan menggali sejumlah tulang-tulang tersebut, mereka tidak
menemukan adanya tulang tersebut beserta dagingnya. Walaupun sebenarnya mereka
menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan biasanya lebih sering
ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka hanya mempunyai suatu data sebanya
40 persen untuk dapat menjelaskan bagaimana rupa dari makhluk tersebut.
Tulang-tulang tersebut tidak dapat menceritakan bagaimana warna binatang
tersebut atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti dari fosil mengenai
makanan dari dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus
merupakan sebuah pengecualian karena isi dari perutnya ada yang ditemukan dalam
bentuk suatu fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa
Tenontosaurus juga telah ditemukan. Makanan kebanyakan dari para dinosaurus
hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan data yang sudah didapat oleh para
peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi yang tajam
yang dimiliki hanya dapat menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya tetapi
bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika merekonstruksi ulang dinosaurus yang
besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan kemudian membuat berbagai asumsi. Seperti,
beberapa pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka
tinggal adalah penuh dengan dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World yang
dibicarakan mengenai tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini
bisa mencium bau asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang
tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun
dari hal-hal tersebut yang dapat diketahui dari fosil tulang belulang
dinosaurus.
No comments:
Post a Comment