PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI
SDLC
(System Development Life Cycle)
Seiring
berjalannya waktu proses bisnis yang berjalan di dalam suatu organisasi semakin
lama semakin berkembang. Proses transaksi yang terjadi atau yang ada juga
semakin lama semakin rumit. Hal ini membuktikan di dalam suatu organisasi tidak
bisa hanya semata-mata mengandalkan pemrosesan dari transaksi secara
tradisional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi merupakan suatu
keharusan bagi sebuah organisasi di
dalam menjalankan suatu aktivitas bisnisnya.
Pengembangan
dari sistem informasi merupakan suatu proses atau prosedur yang harus diikuti
untuk melaksanakan seluruh langkah di dalam menganalisis, merancang, atau
mengimplementasikan, dan memelihara suatu sistem informasi. Proses dari
pengembangan ini biasa dikenal dengan siklus daur hidup dari pengembangan
sistem atau SDLC (System Development Life
Cycle), SDLC yang paling terkenal adalah SDLC model klasik yang pada
umumnya disebut dengan model waterfall.
Menurut pressman (2001), tahapan-tahapan waterfall,yaitu
: analisis, desain, pengkodean, dan pengujian. Sedangkan menurut Sommerville
(2001) fase-fase SDLC, yaitu : analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi
dan pengujian unit, pengujian sistem, dan maintenance atau perawatan.
Sumber-sumber
tersebut memang sekilas terlihat berbeda, tetapi fase-fase yang dinyatakan oleh
kedua orang tersebut pada dasarnya adalah sama. Fase analisis, pada fase ini
seorang analis sistem mengumpulkan seluruh kebutuhan secara lengkap, kemudian dianalisis
dan didefinisikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang seharusnya dipenuhi oleh
sistem yang nantinya akan dikembangkan. Fase ini harus dikerjakan secara
lengkap sehingga dapat menghasilkan desain yang lengkap. Rata-rata kualitas
informasi yang di dapat dari fase analisis kebutuhan atau analisis sistem
sangat mempengaruhi kualitas sistem yang dapat dikembangkan.
Semua
setelah kebutuhan telah lengkap dikumpulkan, informasi mengenai
kebutuhan-kebutuhan tersebut nantinya akan diubah ke dalam suatu bentuk
struktur data dengan memanfaatkan atau menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity
Relationship Diagram), dan STD (State
Relationship Diagram). Lalu pada fase implementasi, desain sistem yang
nantinya akan digunakan ke dalam kode-kode yang menggunakan bahasa pemrograman
yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan lagi suatu proses pengujian secara
keseluruhan. Kemudian nantinya akan dilakukan pengoperasian sistem pada
lingkungan yang sebenarnya dan dilakukan perawatan atau pemeliharaan terhadap
sistem tersebut.
Prototype Model
Model
prototipe pada umumnya sering digunakan untuk membantu di dalam membangun suatu
sistem informasi, mengingat klien yang pada umumnya hanya memberikan suatu
informasi yang bersifat umum mengenai sebuah sistem yang nantinya akan
dibangun. Selain itu, seorang developer terkadang juga merasa bahwa sistem yang
akan dia buat atau dibangun mungkin tidak sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh klien, karena pada dasarnya klien hanya memberikan suatu
informasi-informasi yang memiliki sifat umum mengenai suatu tipe-tipe di dalam
kebutuhannya. Masa-masa inilah dimana model prototipe benar-benar sangat
diperlukan.
Pembangunan
model prototipe memerlukan beberapa langkah, langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu pengumpulan data atau bahan yang akan dibutuhkan. Langkah ini,
seorang developer dapat bertemu nantinya dengan klien dan menentukan
kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diketahui dan gambaran-gambaran yang akan
dibutuhkan nantinya di dalam suatu proses pengembangan, kebutuhan yang
dibicarakan pada tahap ini mungkin hanya dapat bersifat umum. Langkah yang
kedua yaitu melakukan suatu perancangan secara cepat dan sederhana yang akan
dijadikan sebagai dasar di dalam pembuatan prototipe. Langkah yang terakhir
yaitu klien dapat mengevaluasi prototipe untuk dapat menemukan
kekurangan-kekurangan yang ada pada prototipr tersebut dan nantinya akan
menentukan kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang bersifat lebih khusus. Langkah
langkah tersebut dilakukan berulang kali sehingga kebutuhan klien dapat
terpenuhi.
CASE
Tools
Perkembangan
teknologi yang semakin cepat dapat berdampak pada klien menurut developer untuk
dapat mengembangkan sistem yang sebelumnya telah adal atau membuat suatu sistem
yang baru yang dapat memiliki kompleksitas yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, tingginya permintaan pasar akan
suatu sistem informasi menuntut developer harus bekerja dengan cepat di dalam
mengembangkan atau membangun sistem, tetapi mungin hal ini menjadi suatu
kendala yang sangat berarti di dalam mengingat di dalam mengerjakan sistem
tersebut, developer belum dapat sepenuhnya menggunakan suatu sistem yang
terotomasi. Di sinilah peran sebuah CASE (Computer Aided Software Engeneering)
sanat diperlukan dan bermanfaat.
CASE
tool merupakan suatu teknik yang pada umumnya
digunakan untuk membantu proses di dalam pengerjaan fase-fase SDLC. Penggunaan
dari CASE tools yaitu dapat
meningkatkan kualitas dari desain, baik pada pengembangan suat sistem yang
sederhana maupun suatu sistem yang sangat kompleks karena CASE tools memungkinkan adanya suatu otomasi
di setiap fase dari SDLC.
Analisis Sistem
Pembangunan
atau pengembangan suatu sistem informasi harus dilakukan suatu penyelidikan dan
analisi yang mengenai suatu alasan timbulnya suatu ide atau gagasan untuk
membangun atau mengembangkan suatu sistem informasi. Pengembangan sistem
informasi, beberapa hal perlu dan harus diperhatikan yaitu adalah kebutuhan
terhadap suatu sistem yang nantinya akan dikembangkan. Kebutuhan terhadap
sistem yang nantinya akan dikembangkan ini yaitu meliputi kecepatan dan
ketepatan sistem di dalam mengolah informasi, hal yang lain yang perlu
diperhatikan adalah yaitu mengenai keamanan yang dimiliki oleh sistem yang akan
dikembangkan. Selain itu, beberapa hal tersebut, analisis mengenai biyaya, baik
yang akan digunakan untuk mengembangkan sisten maupun biyaya operasional
sistem, harus diperhatikan mengingat sumber daya biyaya yang merupakan bagian
terpentiing di dalam suatu organisasi.
Observasi
Metodologi
penelitian, observasi dering diartikan maksudnya sebagai suatu penelitian yang
akan dilakukan untuk memahamisuatu fenomena berdasarkan suatu gagasan atau
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya (Hasibuan, 2007). Kegiatan
observasi terhadap suatu sistem merupakan suatu investigasi terhadap sistem
lama yang telah ada sebelumnya pada suatu atau sebuah organisasi yang nantinya
akan mengembangkan suatu sistem informasi di dalam menjalankan operasional
organisasi. Investigasi yang akan dilakukan nantinya harus mencakup seluruh
komponen yang terlibat di dalam suatu sistem yang telah ada sebelumnya,
mengingat di dalam sebuat atau suatu organisasi terdapat banyak kelompok atau
unit kerja sebagai suat elemen dari sistem tersebut.
Investigasi
terhadap seluruh komponen yang ada tersebut memiliki suatu tujuan yaitu untuk
mencapai suatu kesepakatan mengenai sebuah permasalahan yang telah ada
sebelumnya serta mengenai beberapa hal-hal yang harus dipenuhi oleh suatu
sistem yang nantinya akan dikembangkan. Kesepakatan ini nantinya harus dipenuhi
karena di dalam suatu organisasi yang memiliki begitu banyak unit kerja sering
terdapat perbedaan pendapat tentang kebutuhan operasional suatu organisasi.
Masalah
seperti ini dibutuhkan seorang analis yang mampu atau dapat memahami
kebutuhan-kebutuhan dari para pengguna sistem tersebut. Seorang analis sistem
tidak hanya mampu mengandalkan kemampuan teknis saja, melainkan diperlukan
suatu kemampuan untuk dapat bernegosisasi dari para pengguna sistem, sehingga
nantinya pengguna dari semua sistem akan merasa puas terhadap sistem yang
dikembangkan tersebut. Tahap observasi , seorang analis harus mampu
memperhatikan apa yang dibutuhkan sistem yang akan dikembangkan dengan
melakukan suatu kajian terhadap suatu kegiatan yang ada pada sistem operasional
yang lama dan sistem yang akan dikembangkan. Perlu juga menentukan suatu ruang
lingkup sistem informasi yang nantinya akan dikembangkan. Hal ini bertujuan
agar mendapatkan suatu bentuk dari sistem informasi yang sesuai dengan
keinginan manajemen. Seorang analis perlu menentukan kelayakan dari suatu
sistem yang akan dikembangkan tersebut dengan cara memperkirakan keuntungan dan
kerugian yang diperoleh dari sistem tersebut.
Studi Kelayakan
Tahap
observasi yang telah selesai, langkah yang berikutnya yaitu adalah melakukan
studi kelayakan sebelum dilakukannya implementasi terhadap suatu sistem. Studi
kelayakan merupaka suatu tahapan yang paling penting karena di dalamnya
menyangkut suatu sistem baru yang akandikembangkan. Hal ini sangat diperlukan
apakah sistem yang baru memang layak untuk dikembangkan dengan cara
memeprtimbangkan beberapa aspek yang mencakup kelayakan ekonomi (echonomical feasibility), kelayakan
operasi (operational feasibilityi),
kelayakan teknik (technical feasibility),
kelayakan waktu (time feasibility),
dan kelayakan hukum (law feasibility).
No comments:
Post a Comment