Saturday, December 8, 2018

Pengembangan Sistem Informasi


PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

SDLC (System Development Life Cycle)

Seiring berjalannya waktu proses bisnis yang berjalan di dalam suatu organisasi semakin lama semakin berkembang. Proses transaksi yang terjadi atau yang ada juga semakin lama semakin rumit. Hal ini membuktikan di dalam suatu organisasi tidak bisa hanya semata-mata mengandalkan pemrosesan dari transaksi secara tradisional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi merupakan suatu keharusan bagi sebuah organisasi  di dalam menjalankan suatu aktivitas bisnisnya.
Pengembangan dari sistem informasi merupakan suatu proses atau prosedur yang harus diikuti untuk melaksanakan seluruh langkah di dalam menganalisis, merancang, atau mengimplementasikan, dan memelihara suatu sistem informasi. Proses dari pengembangan ini biasa dikenal dengan siklus daur hidup dari pengembangan sistem atau SDLC (System Development Life Cycle), SDLC yang paling terkenal adalah SDLC model klasik yang pada umumnya disebut dengan model waterfall. Menurut pressman (2001), tahapan-tahapan waterfall,yaitu : analisis, desain, pengkodean, dan pengujian. Sedangkan menurut Sommerville (2001) fase-fase SDLC, yaitu : analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi dan pengujian unit, pengujian sistem, dan maintenance atau perawatan.
Sumber-sumber tersebut memang sekilas terlihat berbeda, tetapi fase-fase yang dinyatakan oleh kedua orang tersebut pada dasarnya adalah sama. Fase analisis, pada fase ini seorang analis sistem mengumpulkan seluruh kebutuhan secara lengkap, kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang seharusnya dipenuhi oleh sistem yang nantinya akan dikembangkan. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap sehingga dapat menghasilkan desain yang lengkap. Rata-rata kualitas informasi yang di dapat dari fase analisis kebutuhan atau analisis sistem sangat mempengaruhi kualitas sistem yang dapat dikembangkan.
Semua setelah kebutuhan telah lengkap dikumpulkan, informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan tersebut nantinya akan diubah ke dalam suatu bentuk struktur data dengan memanfaatkan atau menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram), dan STD (State Relationship Diagram). Lalu pada fase implementasi, desain sistem yang nantinya akan digunakan ke dalam kode-kode yang menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan lagi suatu proses pengujian secara keseluruhan. Kemudian nantinya akan dilakukan pengoperasian sistem pada lingkungan yang sebenarnya dan dilakukan perawatan atau pemeliharaan terhadap sistem tersebut.
Prototype Model
Model prototipe pada umumnya sering digunakan untuk membantu di dalam membangun suatu sistem informasi, mengingat klien yang pada umumnya hanya memberikan suatu informasi yang bersifat umum mengenai sebuah sistem yang nantinya akan dibangun. Selain itu, seorang developer terkadang juga merasa bahwa sistem yang akan dia buat atau dibangun mungkin tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh klien, karena pada dasarnya klien hanya memberikan suatu informasi-informasi yang memiliki sifat umum mengenai suatu tipe-tipe di dalam kebutuhannya. Masa-masa inilah dimana model prototipe benar-benar sangat diperlukan.
Pembangunan model prototipe memerlukan beberapa langkah, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu pengumpulan data atau bahan yang akan dibutuhkan. Langkah ini, seorang developer dapat bertemu nantinya dengan klien dan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diketahui dan gambaran-gambaran yang akan dibutuhkan nantinya di dalam suatu proses pengembangan, kebutuhan yang dibicarakan pada tahap ini mungkin hanya dapat bersifat umum. Langkah yang kedua yaitu melakukan suatu perancangan secara cepat dan sederhana yang akan dijadikan sebagai dasar di dalam pembuatan prototipe. Langkah yang terakhir yaitu klien dapat mengevaluasi prototipe untuk dapat menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada prototipr tersebut dan nantinya akan menentukan kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang bersifat lebih khusus. Langkah langkah tersebut dilakukan berulang kali sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi.
CASE Tools
Perkembangan teknologi yang semakin cepat dapat berdampak pada klien menurut developer untuk dapat mengembangkan sistem yang sebelumnya telah adal atau membuat suatu sistem yang baru yang dapat memiliki kompleksitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, tingginya permintaan pasar akan suatu sistem informasi menuntut developer harus bekerja dengan cepat di dalam mengembangkan atau membangun sistem, tetapi mungin hal ini menjadi suatu kendala yang sangat berarti di dalam mengingat di dalam mengerjakan sistem tersebut, developer belum dapat sepenuhnya menggunakan suatu sistem yang terotomasi. Di sinilah peran sebuah CASE (Computer Aided Software Engeneering) sanat diperlukan dan bermanfaat.
CASE tool  merupakan suatu teknik yang pada umumnya digunakan untuk membantu proses di dalam pengerjaan fase-fase SDLC. Penggunaan dari CASE tools yaitu dapat meningkatkan kualitas dari desain, baik pada pengembangan suat sistem yang sederhana maupun suatu sistem yang sangat kompleks karena CASE tools memungkinkan adanya suatu otomasi di setiap fase dari SDLC.
Analisis Sistem
Pembangunan atau pengembangan suatu sistem informasi harus dilakukan suatu penyelidikan dan analisi yang mengenai suatu alasan timbulnya suatu ide atau gagasan untuk membangun atau mengembangkan suatu sistem informasi. Pengembangan sistem informasi, beberapa hal perlu dan harus diperhatikan yaitu adalah kebutuhan terhadap suatu sistem yang nantinya akan dikembangkan. Kebutuhan terhadap sistem yang nantinya akan dikembangkan ini yaitu meliputi kecepatan dan ketepatan sistem di dalam mengolah informasi, hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah yaitu mengenai keamanan yang dimiliki oleh sistem yang akan dikembangkan. Selain itu, beberapa hal tersebut, analisis mengenai biyaya, baik yang akan digunakan untuk mengembangkan sisten maupun biyaya operasional sistem, harus diperhatikan mengingat sumber daya biyaya yang merupakan bagian terpentiing di dalam suatu organisasi.
Observasi
Metodologi penelitian, observasi dering diartikan maksudnya sebagai suatu penelitian yang akan dilakukan untuk memahamisuatu fenomena berdasarkan suatu gagasan atau pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya (Hasibuan, 2007). Kegiatan observasi terhadap suatu sistem merupakan suatu investigasi terhadap sistem lama yang telah ada sebelumnya pada suatu atau sebuah organisasi yang nantinya akan mengembangkan suatu sistem informasi di dalam menjalankan operasional organisasi. Investigasi yang akan dilakukan nantinya harus mencakup seluruh komponen yang terlibat di dalam suatu sistem yang telah ada sebelumnya, mengingat di dalam sebuat atau suatu organisasi terdapat banyak kelompok atau unit kerja sebagai suat elemen dari sistem tersebut.
Investigasi terhadap seluruh komponen yang ada tersebut memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencapai suatu kesepakatan mengenai sebuah permasalahan yang telah ada sebelumnya serta mengenai beberapa hal-hal yang harus dipenuhi oleh suatu sistem yang nantinya akan dikembangkan. Kesepakatan ini nantinya harus dipenuhi karena di dalam suatu organisasi yang memiliki begitu banyak unit kerja sering terdapat perbedaan pendapat tentang kebutuhan operasional suatu organisasi.
Masalah seperti ini dibutuhkan seorang analis yang mampu atau dapat memahami kebutuhan-kebutuhan dari para pengguna sistem tersebut. Seorang analis sistem tidak hanya mampu mengandalkan kemampuan teknis saja, melainkan diperlukan suatu kemampuan untuk dapat bernegosisasi dari para pengguna sistem, sehingga nantinya pengguna dari semua sistem akan merasa puas terhadap sistem yang dikembangkan tersebut. Tahap observasi , seorang analis harus mampu memperhatikan apa yang dibutuhkan sistem yang akan dikembangkan dengan melakukan suatu kajian terhadap suatu kegiatan yang ada pada sistem operasional yang lama dan sistem yang akan dikembangkan. Perlu juga menentukan suatu ruang lingkup sistem informasi yang nantinya akan dikembangkan. Hal ini bertujuan agar mendapatkan suatu bentuk dari sistem informasi yang sesuai dengan keinginan manajemen. Seorang analis perlu menentukan kelayakan dari suatu sistem yang akan dikembangkan tersebut dengan cara memperkirakan keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari sistem tersebut.
Studi Kelayakan
Tahap observasi yang telah selesai, langkah yang berikutnya yaitu adalah melakukan studi kelayakan sebelum dilakukannya implementasi terhadap suatu sistem. Studi kelayakan merupaka suatu tahapan yang paling penting karena di dalamnya menyangkut suatu sistem baru yang akandikembangkan. Hal ini sangat diperlukan apakah sistem yang baru memang layak untuk dikembangkan dengan cara memeprtimbangkan beberapa aspek yang mencakup kelayakan ekonomi (echonomical feasibility), kelayakan operasi (operational feasibilityi), kelayakan teknik (technical feasibility), kelayakan waktu (time feasibility), dan kelayakan hukum (law feasibility).  


No comments:

Post a Comment