Terdapat 3 metode dalam melakukan
konservasi tanah dan air yaitu metode fisik atau
mekanik dengan pegolahan tanahnya, metode vegetatif dengan memanfaatkan
vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi dan penyediaan air serta metode kimia
yaitu memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengawetkan tanah.
1. Metode Vegetatif
Pemanfaatan
lahan yang tidak memperhatikan suatu upaya di dalam pengawetan tanah, akan
mengakibat kanmenurunnya produktivitas lahan, bahkan dapat menimbulkan erosi.
Terutama lahan yang berada di sekitar aliran sungai (DAS). Kerusakan daerah
aliran sungai sangat erat hubungannya dengan kelestarian hutan yang terdapat di
daerah hulu sebagai suatu daerah tangkapan hujan. Apabila hutan mengalami
kerusakan, maka dapat dipastikan terjadi pada daerah aliran sungai. Agar
kelestarian sumber daya alam dan keserasian ekosistem dapat memberikan manfaat yang
berkesinambungan maka pengelolaan DAS harus dilakukan sebaik mungkin,yang
meliputi:
·
Pengelolaan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui.
·
Kelestarian dan keserasian
ekosistem(lingkungan hidup).
·
Pemenuhan kebutuhan manusia yang
berkelanjutan.
·
Pengendalian hubungan timbale balik
antara sumber daya alam dengan manusia.
Metode vegetatif ini
yaitu suatu metode dengan memanfaatkan tanaman atau tumbuhan untuk dapat
memperbaiki kondisi suatu lahan. Kondisi suatu lahan yang terjaga dengan baik
akan dapat membuat lahan tersebut terjaga kualitas dan ekosistemnya, sehingga
dapat menciptakan suatu pertanian yang berkelanjutan dan dapat digunakan pada
generasi yang berikutnya. Metode vegetatif ini lebih ramah lingkungan apabila
dibandingkan dengan metode kimiawi yang dapat menyisakan residu pada suatu
lahan yang di konservasi.
Metode konservasi
vegetatif, dimana metode ini merupakan usaha pengawetan tanah dengan
menggunakan LCC atau Legume Cover Crops atau yang biasa dikenal dengan sebutan
tanaman penutup tanah. LCC ini bila dilihat dari segi kelebihannya, sangat
menguntungkan sekali terutama bagi tanaman. Selain dapat meningkatkan sifat
fisika tanah, yaitu dapat mengurangi erosi tanah, LCC juga dapat meningkatkan
sifat kimia tanah—menambah nitrogen. Akan tetapi, dari segi kelemahannya tak
lain adalah dari segi ekonomi, karena perusahaan harus mengeluarkan biaya
ekstra untuk pembelian bibit LCC tersebut.
2.
Metode Fisik
Atau Mekanik
Cara mekanik
adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik
seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk
memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan
mengalirkan aliran air permukaan.
Termasuk dalam metode mekanik untuk
konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah
setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan
keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah
adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma.
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
Pembuatan terras adalah untuk
mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi
kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air
yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Pembuatan terras
berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi
kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah,
dengan demikian erosi berkurang.
Pada
metode konservasi mekanik biasanya berupa pembuatan rorak, pembuatan
terasering, dan atau penanaman secara kontur. Tentu hal ini tidak dapat
dilakukan pada semua lahan. Ada beberapa kriteria yang menentukan apakah metode
tersebut cocok atau tidak digunakan pada daerah atau lahan tersebut. Pembuatan
terasering tentunya tidak akan efektif dan efisien apabila dilakukan pada lahan
yang datar, begitu juga sebaliknya pembuatan rorak tidak efektif apabila
dilakukan pada lahan yang miring terutama dengan kemiringan yang cukup tinggi
karena terasering biasanya digunakan pada lahan yang miring sedangkan pembuatan
rorak biasanya digunakan pada lahan yang datar. Dari segi kelebihannya tentu
metode ini termasuk metode yang paling murah karena tidak membutuhkan biaya,
tetapi hanya menggunakan tenaga saja.
3. Metode Kimia
Metode ini yaitu ditujukan dengan cara
pemberian bahan kimia sebagai suatu upaya untuk konservasi lahan dan air. Hal ini juga
ditujukan untuk mendukung proses
pembentukan agregat dan struktur tanah. Metode kimia ini juga bertujuan
untuk merubah sifat-sifat hidrofobik/hidrofilik tanah sehingga merubah kurva
penahanan air. Metode ini juga dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
tanah memperngaruhi kemampuan tanah
untuk menahan unsur hara.
Pada metode konservasi
kimiawi, tentu metode ini juga terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan.
Dimana metode konservasi kimiawi ini merupakan suatu usaha pengawetan tanah
dengan menggunakan bahan-bahan kimia yaitu soil conditioner. Memang hal ini
menguntungkan dari segi kemudahan dan praktisnya. Akan tetapi metode ini jarang
digunakan karena soil conditioner ini mahal dan tentunya lama kelamaan akan
merusak tanah karena bahan kimia yang terkandung di dalamnya.
Metode yang paling
menguntungkan bagi tanaman adalah metode konservasi vegetatif dengan penggunaan
Legume Cover Crops (LCC). LCC selain mudah ditanam, juga dapat menambah nitrogen
yang dibutuhkan oleh tanaman. Seperti yang kita ketahui, nitrogen merupakan
unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman terutama dalam proses
fotosintesis tanaman. Banyaknya nitrogen di udara ternyata tidak menjadi
jaminan bahwa tanaman dapat menyerap nitrogen dalam jumlah yang banyak pula.
Nitrogen yang diserap oleh tanaman biasanya dalam bentuk nitrat dan ammonium.
Akan tetapi, nitrogen seringkali tidak dapat tersedia bagi tanaman karena
sifatnya yang mudah menguap ke udara. Sehingga tanaman tidak dapat menyerap
nitrogen tersebut dalam jumlah yang banyak. Dengan adanya LCC, leguminosa
tersebut dapat mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga menjadi tersedia
bagi tanaman.